Waspadai Kanker payudara
Mendengar
kata kanker kita pasti memiliki persepsi-persepsi yang nyaris sama. Bagaimana
tidak kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat sering terjadi dan
merupakan penyakit yang memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Mendengar
kata kanker saja kita sudah cukup takut dan khawatir. Kanker merupakan kumpulan
sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus menerus
(tidak terbatas), tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan dari
pertumbuhan sel yang tidak normal tersebut maka sel tersebut tidak memiliki
fungsi fisiologis dalam tubuh justru bersifat merusak (Destruktif) dengan
menyebar kebagian lain dari tubuh dan sangat fatal bila diabaikan.
Pertumbuhan
sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar yang disebut dengan
tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan
atau benjolan dalam tubuh. Sel-sel kanker dapat dengan cepat dan mudah menyebar
kebagian tubuh lain, dalam proses penyebarannya melalui pembuluh darah dan pembuluh
getah bening. Pertumbuhan kanker dapat tumbuh secara cepat namun juga secara berangsur
atau perlahan-lahan, Salah satunya adalah kanker payudara.
Kanker
payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, jaringan payudara
terdiri dari kelejar susu (kelenjar yang menghasil air susu), saluran kelenjar
susu, dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang
dapat menyebabkan kematian pada wanita. Tidak hanya wanita kemungkinan
terserang penyakit kanker payudara juga dapat terjadi pada laki-laki dengan
perbandingan 1 : 100 dengan wanita. Sampai saat ini belum diketahui secara
pasti penyebab utama munculnya kanker payudara, namun ada beberapa faktor
resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yaitu :
a.
Umur
Meningkatnya
resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur. Karena wanita yang
paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, namun tidak
berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin terkena kanker payudara.
Namun angka kejadiannya lebih rendah dibanding wanita diatas 40 tahun.
b.
Riwayat Perkawinan
Wanita
yang belum kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang
kawin dan tidak punya anak. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 35
tahun risikonya 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang melahirkan anak
pertama di bawah usia 35 tahun. Menurut penelitian Lapau, dkk di Jakarta
menunjukan wanita yang tidak kawin risikonya 2,7 kali lebih tinggi dari pada
wanita yang kawin dan mempunyai anak. Wanita yang tidak menyusui anaknya
mempunyai risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang
menyusui
anaknya. Karena saat ibu yang sedang mengalami kehamilan kemudian menyusui dari
isapan mulut bayi dapat memicu kerja hormon Seperti yang diketahui fungsi
hormon prolaktin adalah menstimulir terjadinya laktasi sehingga kelenjar
payudara berfungsi dengan normal yaitu memproduksi air susu dan menstimulasi
sekresi hormon progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker
payudara.
c.
Usia menarche dini
Bila
haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami sirkulasi
hormon estrogen lebih lama. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus
dalam kelenjar payudara. Karena sirkulasi hormon ekstrogen sepanjang hidup yang
lebih lama dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara
sehingga akhirnya dapat berubah menjadi kanker. Jadi resiko wanita yang Menarche
kurang dari 12 tahun mempunyai risiko kali lebih tinggi daripada wanita dengan
menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.
d.
Riwayat Keluarga
Wanita
yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu, saudara perempuan
ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita
yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.
e.
Obesitas
Risiko
ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah sehingga meningkatkan
kadar estrogen dalam darah, yang
dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut laporan Nagi dan
Lee moffit yang dikutip oleh Luwia ( 2004) menunjukan bahwa perempuan yang
mengalami peningkatan berat badan pada usia 30 tahun, dan yang lemak tubuhnya
lebih banyak berada ditubuh bagian atas, tidak hanya memiliki risiko lebih
besar untuk terkena kanker payudara, tetapi juga memiliki risiko yang lebih
besar untuk meninggal akibat kanker itu. Oleh karena itu pola makan yang tidak
sehat seperti mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan tanpa di barengi
dengan aktivitas fisik yang dapat menghindari terjadinya penumpukan lemak atau
berlebihnya lemak dalam tubuh khususnya bagian maka dapat menyebabkan
kemungkinan besar terjadinya kanker payudara.
f.
Alkohol dan rokok
Wanita
peminum alkohol dan perokok berisiko 5 kali lebih tinggi, Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dan
rokok dapat meningkatkan estrogen
Gejala
Kanker Payudara
Pada
tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan seperti rasa nyeri,atau sakit
namun gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di
payudara. Bila berlanjut keluhannya yaitu seperti :
a.
Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara.
b.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
c.
Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
d.
Luka pada payudara dan puting susu.
e.
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada
wanita
yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
f.
Puting susu tertarik kedalam.
g.
Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau d'orange).
Cara
menentukan lokasi kanker payudara
Payudara
dibagi menjadi 4 kwadran, yaitu kwadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah,
medial (tengah) atas, dan medial bawah. Nah Bagian terbesar kanker payudara atau
kejadian yang sering terjadi kanker payudara terletak pada kwadran lateral atas
dengan perjalanannya
Gambar
Kwadran letak kanker payudara
Keterangan
:
I
Lateral atas (daerah paling banyak terserang kanker)
II
Lateral bawah
III
Medial atas
IV
Medial bawah
Cara
Pencegahan Kanker Payudara
1. Pencegahan
Primordial
Upaya
ini dimaksudkan dengan memberi promosi kesehatan pada masyarakat mengenai
kanker payudara sendiri, memberikan informasi gaya hidup dan kebiasaan yang
baik untuk menghindari terjadinya resiko kanker payudara. Tidak hanya itu
mempromosikan program
berolahraga
secara teratur.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan
primer dilakukan pada seseorang yang memiliki resiko untuk terkena kanker
payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai
faktor resiko. Beberapa cara yang dilakukan adalah :
a.
Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak mengandung
vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien
lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.
b.
Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang menunjukan
adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis kanker termaksud
kanker payudara.
c.
Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat
yang
bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan feses.
Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung
flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang
berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan
menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga
akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan
merangsang tumbuhnya sel kanker.
e.
Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan
nitrit.
Makanan
tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi
karsinogen
aktif.
f.
Hindari alkohol dan rokok.
g
. Rajinlah berolahraga secara teratur
h.
Hindari makanan cepat saji
i.
Hindari stress
Ketahuilah
perubahan apa saja yang perlu diperhatikan yang terjadi pada payudara . Untuk
mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang disebut
"SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI
harus dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini
pengaruh hormonal estrogen progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar
payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya
tumor atau kelainan. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan dengan 2 posisi yaitu
:
a.
Posisi berdiri di depan cermin
1.
Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan, apakah ada
kelainan
pada
kedua payudara
2.
Kedua tangan diangkat ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan Pada
kedua payudara atau puting.
3.
Kedua tangan diletakakkan dipinggang. Periksa kembali, apakah ada perubahan
atau kelainan pada kedua payudara atau puting
4.
Puting susu dipijat. Periksa, apakah ada cairan atau darah yang keluar.
b.
Posisi berbaring.
Letakkan
bantal di bawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan anda di atas kepala.
Raba
payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah puting atau
gerakan
lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk, jari
tengah,
dan
jari manis untuk melakukan perubahan.
Gambar cara pemeriksaan SADARI
3. Pencegahan
Sekunder
Usaha
untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan
mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker payudara,
dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dini dapat dilakukan
dengan
a.
Pemeriksaan Klinis Payudara
b.
Inspeksi (pandangan)
c.
Palpasi
d.
Pemeriksaan Mammografi (pemeriksaan
dengan metode radiologis sinar x)
e.
Ultrasonografi (alat
bantu pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara)
f.
Xerografi
g.
Scintimammografi
4. Pencegahan Tertier
Pencegahan
tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker
payudara sesuai dengan stadiumnya karena keberhasilan pengobatan kanker
payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini ditemukan semakin mudah
disembuhkan. Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu:
1. Operasi
Tindakan
pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan dengan mengambil
sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan untuk membuang
sel-sel kanker yang ada di dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk
mengobati kanker payudara adalah sebagai berikut:
a.
Lumpektomi
merupakan operasi pengangkatan sebagian dari
payudara dimana pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker,
bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar
tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
b.
Mastektomi
Mastektomi
merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara beserta
kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.
c.
Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi
ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari payudara ke
kelenjar getah bening di ketiak.
2. Radioterapi
Radioterapi
merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran kedaerah yang terserang
kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis radioterapi
yang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium
kanker. Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.
3. Kemoterapi
Merupakan
proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair, kapsul atau infus yang bertujuan
membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara tapi juga seluruh tubuh. Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntahserta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Kemoterapi
biasanya diberikan 1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu
besar, sebaiknya dilakukan kemoterapi praoperasi.
4. Terapi Hormonal
Terapi
hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi
hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efek lebih
lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap terapi
hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.
Daftar pustaka :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16397/4/Chapter%20II.pdf