Total Tayangan Halaman

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 29 November 2014

Jangan bergaya dengan Skinny Jeans, tetapi membahayakan tubuhmu.




            Penampilan merupakan salah satu askpek penting yang perlu diperhatikan. Seseorang bahkan rela menghabiskan uang banyak untuk mendapatkan penampilan yang bagus apabila dipandang sehingga menambah nilai percaya diri seseorang tanpa melihat akibat buruk yang akan terjadi terhadap tubuhnya. Salah satu contoh costum yang disering digunakan dan merupakan hal yang selalu menjadi tren dikalangan masyarakat yaitu penggunaan celana ketat dan berbahan jeans. Skinny jeans atau yang biasa disebut celana pensil merupakan celana ketat berbahan denim yang berbentuk seperti pensil, yaitu semakin kebawah semakin sempit atau ketat. Namun tahukah kalian bahwa celana jeans memiliki dampak buruk bagi kesehatan yaitu :

1. Menimbulkan penyumbatan sirkulasi darah atau varises karena tertekannya pembuluh darah disekitar paha dan selangkangan. Varises bukan hanya timbul karena penggunaan sepatu berhak tinggi.

2. Menurut dr.Hillary Jones dari TENA Brand Ambassador mengungkapkan bahwa, bagi pria yang menggunakan celana yang ketat disekitar paha dalam waktu yang lama bisa infeksi saluran kemih. Selain itu bisa menyebabkan rendahnya jumlah sperma dan infeksi jamur serta testis pria dapat terkilir karena sering menggunakan celana jeans yang ketat.

3. Kulit yang bergesekan sehingga dapat menyebabkan kerusakan kulit

4. Penggunaan celana jeans yang ketat dalam waktu lama dapat menyebabkan sindrom bernhardt dan penyakit neuritis dari saraf paha luar sehingga seseorang mengalami mati rasa, nyeri dan kesemutan.

5. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa wanita lebih besar terjadi kemungkinan gangguan saraf karena wanita lebih sering menggunakan celana berbahan jeans dan ketat

6. Dapat menyebabkan deformitas kerusakan tubuh dan saraf

 Daftar Pustaka

http://doktersehat.com/bahaya-memakai-skinny-jeans-untuk-wanita/

Rabu, 15 Oktober 2014

Sistem Imunitas dan Integumen



Sistem Integumen
Integumen merupakan bagian organ tubuh yang berfungsi membentuk lapisan terluar pada tubuh. Integumen terdiri Kulit dan derivatif kulit yaitu rambut, kuku dan beberapa jenis kelenjar dalam kulit.
Kulit
Kulit merupakan organ yang pertama kali menerima stimulus dari lingkungan melalui sejumlah reseptor khusus yang mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan, dan nyeri  karena kulit terdapat ujung saraf sensori . Kulit merupakan organ terbesar dari tubuh karena kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh dengan area permukaan sekitar 1,5-2 m2 untuk melindungi struktur yang berada dibawah kulit dari cedera dan infeksi virus atau mikroba. Kulit terdiri dari dua lapisan, yaitu :
1. Lapisan Epidermis
Merupakan lapisan superfisial atau terluar kulit. Tersusun dari jaringan epitel skuamosa yang bertingkat yang mengalami keratinisasi.  Pada lapisan Epidermis tidak terdapat pembuluh darah  atau ujung saraf sensori dan lapisan epidermis mendapatkan nutrien dan oksigen dari cairan intertisial yang berada di lapisan papila dermis yang berasal dari pembuluh darah. Kulit yang paling tebal pada bagian epidermis terdapat di telapak tangan dan telapak kaki. Terdapat beberapa lapisan sel di epidermis yaitu dari lapisan germinatif hingga lapisan permukaan atau Stratum Korneum (Lapisan tanduk yang tebal).  
a.       Stratum basalis (germinativum) adalah lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dari lapisan kulit dibawahnya. Pembelahan sel berlangsung pada lapisan ini dan sel baru akan di dorong masuk kelapisan berikutnya.
b.      Stratum Korneum adalah lapisan epidermis yang paling atas, terdiri dari 25-30 lapisan sisik tidak hidup yang semakin tipis menuju kepermukaan kulit. Semua permukaan dari stratum korneum yang terbuka akan mengalami proses pergantian ulang sel yang konstan atau deskuamasi melalui pembelahan sel yang terjadi di lapisan basalis. Dimana sel baru bergerak keatas ke arah permukaan kemudian mengalami keratinisasi dan kemudian mati sehingga seluruh permukaan tubuh yang terbuka ditutup oleh lembaran sel epidermis mati. Pergantiaan seluruh lapisan epidermis setiap 15-30 hari. Lapisan epidermis kecuali pada telapak tangan dan kaki memiliki lapisan epidermis yang tipis dan tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum.
2. Lapisan Dermis
Dipisahkan dengan lapisan epidermis dengan adanya membran dasar (lamina). Membran ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat yaitu lapisan papilar dan lapisan retikular. Lapisan papilar merupakan jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah dan reseptor sensoris tartil. Lapisan retikular yaitu jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan seratnya elastik serta letaknya lebih dalam dari lapisan papilar.
Didalam lapisan dermis terdapat Pembuluh darah, pembuluh Limfe, Ujung saraf Sensoris (Somatik), kelenjar keringat dan duktusnya, rambut , otot pili erektor dan kelenjar sebasea.
a.       Pembuluh Darah
Oleh anteriol membentuk suatu jaringan halus disertai dengan cabang-cabang kapiler yang memperdarahi kelenjar keringat, kelenjar sebasea, Folikel Rambut, dan dermis.
b.      Pembuluh Limfe
c.       Reseptor sensoris  
Reseptor sensoris tersebar luas di lapisan dermis dimana impuls yang diterima dari lingkungan dihantarkan ke medula spinalis oleh saraf sensoris yaitu saraf kutaneus somatik dan ke area serebrum.
d.      Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat tersebar luas dikulit dan paling banyak terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, aksila dan lipat paha. Sebagian duktus (saluran) keringat terhubung dengan permukaan kulit cekungan atau pori-pori kecil dan duktus lainnya terhubung dengan folikel rambut. Kelenjar keringat di stimulasi oleh saraf simpatik dalam berespons terhadap peningkatan suhu tubuh atau ketika sedang ketakutan. Evaporasi keringat di permukaan kulit yaitu mengambil panas dari inti tubuh dan jumlah keringat yang dikeluarkan di atur oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus.
e.       Rambut
Rambut terbentuk oleh pembelahan sel bulbus dan saat sel in terdorong ke atas, menjauh dari sumber nutrisi mereka sel akan mati dan menjadi berkeratin.
f.       Pili Arektor
Merupakan berkas kecil serat otot polos yang melekat pada folikel rambut. Kontraksi pili arektor membuat rambut berdiri tegak dan kulit di sekitar rambut terangkat atau kata lainya bulu kuduk berdiri. Otot di kulit distimulasi oleh serat sarap simpatik saat berespons terhadap ketakutan atau kedinginan.  Bulu yang berdiri menjerat udara yang bekerja sebagai lapisan insulator (penyekat/insolator). Mekanisme inilah yang merupakan mekanisme pemanasan yang lebih efisien jika disertai dengan mengigil yakni kontraksi involunter otot rangka.
g.      Kelenjar Sebasea
Kelenjar Sebasea menyekresikan substansi minyak ke folikel rambut dan berada di seluruh kulit tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Minyak menjaga rambut lembut dan halus serta rambut tampak berkilau. Membuat kulit anti air dan bekerja sebagai agen bakterisida dan fungisida untuk mencegah infeksi, mencegah kekeringan dan pecah-pecah pada kulit khususnya saat terpapar cahaya matahari.
3. Lapisan Subkutan atau hipodermis
Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam bergantung pada area tubuh dan nutrisi individu, terdapat banyak pembuluh darah dan reseptor sensoris.

Fungsi Kulit
1.      Sebagai proteksi
Epidermis kulit terdiri atas sel imun khusus dimana akan terstimulasi saat sel imun berespon terhadap antigen masuk. Sel imun yang di maksud adalah sel langerhans yang bekerja mengfagosit antigen dan beredar ke jaringan limfoid. Dengan adanya ujung saraf sensoris dikulit tubuh dapat berespon secara reflek terhadap stimulus yang tidak menyenangkan sehingga dapat melindungi tubuh dari cedera yang lebih lanjut. Kulit juga mengandung melanin yaitu pigmen kulit yang dapat melakukan proteksi dari sinar ultraviolet dan cahaya matahari yang berbahaya.
2.      Sebagai Pembentukan Vitamin D
Tubuh dapat menghasilkan vitamin D secara alami yaitu dengan Substansi berbahan lipid di kulit yaitu 7-dehidrokolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet dari matahari sehingga dapat menghasilkan vitamin D. Kemudian enzim yang berada di hati dan ginjal memodifikasi dengan menghasilkan calcitriol yaitu hormon yang berperan mengabsorbsi kalsium makanan yang berada di gastrointestinal serta membawanya ke dalam pembuluh darah. Bersama Vitamain D yang beredar di darah kalsium dan fosfat bekerja sama dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. 
3.      Sebagai organ ekskresi minor
Zat yang dapat dikeluarkan oleh kulit yaitu :
a.       Natrium Klorida dalam keringat. Keringat yang berlebihan dapat menyebabkan rendahnya kadar Nartrium darah (Hiponatremia)
b.      Urea khususnya saat fungsi ginjal sedang terganggu
4.      Sebagai Sensasi kutan
Ujung saraf yang berada di Dermis kulit merupakan reseptor sensori yang peka terhadap sentuhan, tekanan, suhu, atau nyeri. Stimulasi yang diterima oleh saraf sensori akan di hantarkan ke korteks serebri. Area yang memiliki reseptor sensori yang lebih banyak sehingga lebih peka atau sensitif yaitu pada bibir dan ujung jari.
5.      Sebagai Pengendalian suhu tubuh
Hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu tubuh. Hipotalamus berespon terhadap suhu darah yang beredar. Pusat vasomotor di medula oblongata mengendalikan diameter arteri kecil dan arteriol sehingga jumlah darah dapat bersikulasi di kapiler pada dermis. Pusat vasomotor juga di pengaruhi oleh suhu pembuluh darah yang memperdarahi dan oleh hipotalamus.   
Saat suhu tubuh meningkat, kapile kulit berdilatasi dan aliran darah ke permukaan kulit meningkat sehingga konduksi panas pada bagian eksterior dapat terjadi. Kulit terasa hangat dan berwarna merah muda. Saat suhu tubuh menurun, anteriol berkonstriksi untuk menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya mempertahakan panas tubuh sentral sehingga kulit menjadi lebih dingin dan berwarna putih.
6.      Sebagai pengeluaran panas.
Pengeluaran panas di kulit terjadi melalui proses evaporasi air yang di sekresi oleh kelenjar keringat dan juga melalui proses perspirasi tak kasat mata ( difusi molekul air melalui kulit ). Dimana saat cuaca panas dan lembab maka keringat sangat banyak di produksi namun tingkat evaporasi sangat rendah sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman. Dengan demikian berkeringat menjadi salah satu mekanisme pendinginan hanya akan efisien apabila pada tingkat kelembaban yang lebih rendah. Pengeluaran keringat di kendalikan melalui sistem saraf yang merespons pemanasan atau pendinginan darah secara berlebihan. 

Sistem Imunitas
Merupakan suatu sistem yang memberikan respon imun baik diperantarai sel dan humoral untuk menghadapi agen asing spesifik seperti bakteri, virus, atau zat lain yang bukan bagian dari tubuh. Karakteristik sistem imun yaitu bersifat Spesifisitas yaitu dapat membedakan berbagai zat asing dan  responn ya. Respon imun memiliki kemampuan mengingat kembali agens sebelumnya sehingga apabila terpajan kembali akan menimbulkan respon yang lebih cepat.
Jenis imunitas
a.       Imunitas aktif
Imunitas aktif merupakan imunitas yang dapat aktif saat kontak langsung dengan mikroorganisme atau toksin. Imunitas aktif di bagi menjadi dua yaitu imunitas aktif secara alami yaitu didapatkan setelah seseorang terpapar penyakit sehingga sistem imun memproduksi antibodi serta limfosit khusus. Dan imunitas aktif secara buatan (terinduksi) merupakan hasil vaksinasi dari patogen yang sudah dilemahkan atau sudah mati. Dengan vaksin ini dapat merangsang respon imun namun tidak menyebabkan penyakit bagi individu tersebut.
b.      Imunitas pasif
Merupakan imunitas yang di dapat dari antibodi yang di pindah dari satu individu ke individu lain. Imunitas pasif di bedakan menjadi dua yaitu imunitas pasif alami yang terjadi pada janin yang mendapatkan antibodi Ig G dari ibu yang masuk menembus plasenta saat dalam kandungan. Dan imunitas pasif buatan yaitu imunitas yang didapat dari injeksi antibodi oleh orang lain atau hewan yang kebal terpapar oleh suatu antigen. Misalnya antibodi kuda yang sudah kebal terhadap racun ular tertentu maka antibodi kuda tersebut dapat di injeksi kepada manusia yang dipatuk ular sejenis.
Respon Imun
Respon sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran antigen dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
1.      Imunitas humoral
Limfosit B beredar hanya di jaringan Limfoid (Limpa dan nodus limfe). Setelah antigen di deteksi dan berikatan dengan limfosit B, dengan bantuan limfosit T helper, limfosit B membesar dan mulai membelah. Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda yaitu sel plasma dan sel memori B. Sel plasma menyekresikan antibodi ke darah. Antibodi di bawa oleh jaringan sementara limfosit b sendiri tetap berada dalam jaringan limfoid. Sel plasma hidup tidak lebih dari satu hari dan menghasilkan satu jenis antibodi untuk antigen tertentu saja. Antibodi bekerja dan berikatan dengan antigen, menamakan antigen tersebut sebagai target untuk sel pertahanan , berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya, dan mengaktifkan komplemen untuk membentuk luka atau pori pada sel mikroba patogen sehingga lizosim dapat masuk. Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lam setelah episode awal saat pertama kali terpapar antigen dengan cepat antibodi berespons terhadap pemaparan antigen yang sama.
2.      Imunitas seluler
Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel-sel (sel limfosit) dalam menghancurkan patogen. Saat Limfosit T terpapar antigen untuk pertama kalinya,limfosit T menjadi tersensitisasi. makrofag dalam hal ini mebantu Limfosit T dalam menampilkan antigen tersebut. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian besar sisa antigen di membran selnya dan menampilkannya pada permukaan yang akhirnya terpapar dengan limfosit T yang bekerja spesifik pada antigen tertentu sehingga menstimulasi pembelahan dan proliferasi limfosit T.

Struktur sistem imun tubuh
Jenis sel yang terlibat dalam imunitas pada organisme tingkat tinggi terutama burung dan mamalia yaitu sel-sel darah putih (leukosit). Leukosit dibentuk di dalam sumsum tulang dan memiliki satu inti sel yang besar.  Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu :
a.       Limfosit B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan dalam sumsum tulang, kemudian limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma yang bertugas menyekresikan antibodi ke dalam cairan tubuh dan sel limfosit B-memori menyimpan informasi antigen berupa DNA yang dapat memproduksi antibodi yang cocok dengan antigen. Sel limfosit B hidup dalam jangka waktu yang lama.
b.      Limfosit T
Limfosit T di matangkan di kelenjar Timus, kemudian berdiferensiensi menjadi sel T Sitotoksik, sel T penolong, Sel T supressor dan sel T memori. Sel T Sitotoksik berfungsi membunuh sel yang terinfeksi. Sel T penolong berfungsi mengaktifkan limfosit B dan Limfosit T. Sel T supressor berfungsi mengurangi produksi antibodi oleh sel-sel  plasma dengan cara menghambat aktivasi sel T penolong dan sel T sitotoksik. Sel T memori berfungsi untuk mengingat antigen yang telah masuk ke dalam tubuh. Sehingga saat antigennya kembali masuk dan menyerang tubuh maka dengan adanya sel T memori akan terjadi respon sekunder yang lebih cepat dan kuat dalam melawan antigen sebelum terjadi demam dan radang.  
c.       Antibodi
Limfosit B membentuk sistem kekebalan tubuh di dalam cairan tubuh sehingga efektif dalam mengatasi infeksi yang bersifat ektraseluler. Antibodi atau imunoglobulin merupakan produk protein khusus dari Limfosit B yang berfungsi mengenali dan mengikat antigen dan melumpuhkannya. Immunoglobulin dibagi menjadi lima kelas yaitu Ig M yang merupakan antibodi pertama yang disekresikan sebagai respon kekebalan tubuh. Setelah mengikat antigen, Ig M memicu pengaktifan Protein Komplemen. Ig M dapat mengikat antigen menjadi gumpalan sehingga memudahkan untuk di fagosit oleh makrofag.
Ig G mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun. Ig G dapat melewati plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan tubuh dari ibu serta juga di sekresikan dalam kolostrum. Ig A menecegah masuknya antigen melalui jaringan epitel mukosa sistem pencernaan, pernapasa, dan saluran reproduksi. Ig A juga terdapat dalam air liur, air mata dan kolostrum.
 Ig E memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh dan berperan dalam reaksi alergi.
Ig D berfungsi dalam diferensi sel limfosit B menjadi sel plasma sel B memori. 
Daftar Pustaka
Sloane,Ethel.(2003).Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula.Jakarta : EGC.

Minggu, 21 September 2014

Waspadai kanker payudara



Waspadai Kanker payudara
Mendengar kata kanker kita pasti memiliki persepsi-persepsi yang nyaris sama. Bagaimana tidak kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat sering terjadi dan merupakan penyakit yang memiliki angka kematian yang cukup tinggi. Mendengar kata kanker saja kita sudah cukup takut dan khawatir. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh secara terus menerus (tidak terbatas), tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan dari pertumbuhan sel yang tidak normal tersebut maka sel tersebut tidak memiliki fungsi fisiologis dalam tubuh justru bersifat merusak (Destruktif) dengan menyebar kebagian lain dari tubuh dan sangat fatal bila diabaikan.
Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar yang disebut dengan tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh. Sel-sel kanker dapat dengan cepat dan mudah menyebar kebagian tubuh lain, dalam proses penyebarannya melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Pertumbuhan kanker dapat tumbuh secara cepat namun juga secara berangsur atau perlahan-lahan, Salah satunya adalah kanker payudara.
Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, jaringan payudara terdiri dari kelejar susu (kelenjar yang menghasil air susu), saluran kelenjar susu, dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada wanita. Tidak hanya wanita kemungkinan terserang penyakit kanker payudara juga dapat terjadi pada laki-laki dengan perbandingan 1 : 100 dengan wanita. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab utama munculnya kanker payudara, namun ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan terjadinya kanker payudara yaitu :
a. Umur
Meningkatnya resiko kanker payudara sejalan dengan bertambahnya umur. Karena wanita yang paling sering terkena kanker payudara adalah di atas 40 tahun, namun tidak berarti wanita dibawah usia tersebut tidak mungkin terkena kanker payudara. Namun angka kejadiannya lebih rendah dibanding wanita diatas 40 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
Wanita yang belum kawin mempunyai risiko 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang kawin dan tidak punya anak. Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun risikonya 2-4 kali lebih tinggi dari pada wanita yang melahirkan anak pertama di bawah usia 35 tahun. Menurut penelitian Lapau, dkk di Jakarta menunjukan wanita yang tidak kawin risikonya 2,7 kali lebih tinggi dari pada wanita yang kawin dan mempunyai anak. Wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara dibandingkan wanita yang
menyusui anaknya. Karena saat ibu yang sedang mengalami kehamilan kemudian menyusui dari isapan mulut bayi dapat memicu kerja hormon Seperti yang diketahui fungsi hormon prolaktin adalah menstimulir terjadinya laktasi sehingga kelenjar payudara berfungsi dengan normal yaitu memproduksi air susu dan menstimulasi sekresi hormon progesterone yang bersifat melindungi wanita terhadap kanker payudara.
c. Usia menarche dini
Bila haid pertama datang sebelum usia 12 tahun, maka wanita akan mengalami sirkulasi hormon estrogen lebih lama. Hormon estrogen dapat merangsang pertumbuhan duktus dalam kelenjar payudara. Karena sirkulasi hormon ekstrogen sepanjang hidup yang lebih lama dapat menimbulkan perubahan sel-sel duktus dari kelenjar payudara sehingga akhirnya dapat berubah menjadi kanker. Jadi resiko wanita yang Menarche kurang dari 12 tahun mempunyai risiko kali lebih tinggi daripada wanita dengan menarche datang pada usia normal yaitu lebih dari 12 tahun.
d. Riwayat Keluarga
Wanita yang memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara (ibu, saudara perempuan ibu, adik atau kakak perempuan) risikonya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anggota keluarga penderita kanker payudara.
e. Obesitas
Risiko ini disebabkan oleh lemak yang berebihan dalam darah sehingga meningkatkan kadar estrogen dalam darah, yang dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker. Menurut laporan Nagi dan Lee moffit yang dikutip oleh Luwia ( 2004) menunjukan bahwa perempuan yang mengalami peningkatan berat badan pada usia 30 tahun, dan yang lemak tubuhnya lebih banyak berada ditubuh bagian atas, tidak hanya memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker payudara, tetapi juga memiliki risiko yang lebih besar untuk meninggal akibat kanker itu. Oleh karena itu pola makan yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan berlemak secara berlebihan tanpa di barengi dengan aktivitas fisik yang dapat menghindari terjadinya penumpukan lemak atau berlebihnya lemak dalam tubuh khususnya bagian maka dapat menyebabkan kemungkinan besar terjadinya kanker payudara.
f. Alkohol dan rokok
Wanita peminum alkohol dan perokok berisiko 5 kali lebih tinggi,  Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol dan rokok dapat meningkatkan estrogen
Gejala Kanker Payudara
Pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan seperti rasa nyeri,atau sakit namun gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Bila berlanjut keluhannya yaitu seperti :
a. Timbul rasa sakit atau nyeri pada payudara.
b. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
c. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan.
d. Luka pada payudara dan puting susu.
e. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada
wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
f. Puting susu tertarik kedalam.
g. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau d'orange).
Cara menentukan lokasi kanker payudara
Payudara dibagi menjadi 4 kwadran, yaitu kwadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah, medial (tengah) atas, dan medial bawah. Nah Bagian terbesar kanker payudara atau kejadian yang sering terjadi kanker payudara terletak pada kwadran lateral atas dengan perjalanannya
ke arah ketiak.


Gambar Kwadran letak kanker payudara
Keterangan :
I Lateral atas (daerah paling banyak terserang kanker)
II Lateral bawah
III Medial atas
IV Medial bawah
Cara Pencegahan Kanker Payudara
1.      Pencegahan Primordial
Upaya ini dimaksudkan dengan memberi promosi kesehatan pada masyarakat mengenai kanker payudara sendiri, memberikan informasi gaya hidup dan kebiasaan yang baik untuk menghindari terjadinya resiko kanker payudara. Tidak hanya itu mempromosikan program
berolahraga secara teratur.
2.       Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan pada seseorang yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko. Beberapa cara yang dilakukan adalah :
a. Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena banyak mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.
b. Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti yang menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa jenis kanker termaksud kanker payudara.
c. Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat
yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar dengan feses. Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
e. Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau diawetkan dengan nitrit.
Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang dapat berubah menjadi
karsinogen aktif.
f. Hindari alkohol dan rokok.
g . Rajinlah berolahraga secara teratur
h. Hindari makanan cepat saji
i. Hindari stress
Ketahuilah perubahan apa saja yang perlu diperhatikan yang terjadi pada payudara . Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut, ada cara sederhana yang disebut "SADARI" atau periksa payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali, 5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh hormonal estrogen progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan. Langkah-langkah SADARI dapat dilakukan dengan 2 posisi yaitu :
a. Posisi berdiri di depan cermin
1. Berdiri tegak dengan kedua tangan lurus ke bawah. Perhatikan, apakah ada kelainan
pada kedua payudara
2. Kedua tangan diangkat ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan Pada kedua payudara atau puting.
3. Kedua tangan diletakakkan dipinggang. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau puting
4. Puting susu dipijat. Periksa, apakah ada cairan atau darah yang keluar.
b. Posisi berbaring.
Letakkan bantal di bawah bahu kanan. Letakkan lengan kanan anda di atas kepala.
Raba payudara dengan gerakan melingkar dari sisi luar payudara ke arah puting atau
gerakan lurus dari sisi luar ke sisi dalam payudara. Gunakan jari telunjuk, jari tengah,
dan jari manis untuk melakukan perubahan.
                                            Gambar cara pemeriksaan SADARI
3.      Pencegahan Sekunder
Usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker payudara, dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala. Deteksi dini dapat dilakukan dengan
a. Pemeriksaan Klinis Payudara
b. Inspeksi (pandangan)
c. Palpasi
d. Pemeriksaan Mammografi (pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x)
e. Ultrasonografi (alat bantu pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara)
f. Xerografi
g. Scintimammografi
4.  Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya karena keberhasilan pengobatan kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin dini ditemukan semakin mudah disembuhkan. Terdapat 3 cara pengobatan yang sudah dibakukan yaitu:
1.       Operasi
Tindakan pengobatan dapat diakukan dengan Operasi yang dilakukan dengan mengambil sebagian atau seluruh payudara. Cara pengobatan ini bertujuan untuk membuang sel-sel kanker yang ada di dalam payudara. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara adalah sebagai berikut:
a. Lumpektomi
 merupakan operasi pengangkatan sebagian dari payudara dimana pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
b. Mastektomi
Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh payudara beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding dada.
c. Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker dari payudara ke kelenjar getah bening di ketiak.
2.       Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran kedaerah yang terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker. Pemilihan jenis radioterapi yang digunakan didasarkan pada lokasi kanker, hasil diagnosis, dan stadium kanker. Radioterapi dapat dilakukan sesudah operasi ataupun sebelum operasi.
3.       Kemoterapi
Merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk  pil cair, kapsul atau infus yang bertujuan membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara tapi juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntahserta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. Kemoterapi biasanya diberikan 1-2 minggu sesudah operasi. Namun untuk tumor yang terlalu besar, sebaiknya dilakukan kemoterapi praoperasi.
4.       Terapi Hormonal
Terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemotherapinya karena efek lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua kanker peka terhadap terapi hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi utama pada stadium IV.

Daftar pustaka :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16397/4/Chapter%20II.pdf